Anda tahu tanaman kangkung? Kalau nggak kok kayaknya
agak kebangeten, atau bahasa nggonku “Kemaki”. Tanaman yang satu ini
memang termasuk jenis sayuran yang lezat serta bergizi tinggi. Namun kadang
yang agak bikin kita yang sehat mau mengkonsumsinya adalah karena jika kita
mengkonsumsi sayuran ini, malah bikin ngantuk. Hal ini ada benarnya, sebab
memang sayuran ini mengandung zat sedatif (obat tidur). Namun jangan
takut, karena zat ini tetep aman karena berbahan alami. Cocok deh buat
kita-kita yang stress karena kebanyakan berfikir keras dan sulit tidur.
Disamping itu, sayuran jenis ini ternyata memiliki
banyak sekali manfaat serta lezat, lho. Coba aja lihat di beberapa rumah makan
atau restoran. Mereka seringkali menyediakan berbagai masakan berbahan dasar
kangkung ini, mulai dari sekedar oseng-oseng kangkung, cah kangkung, lalapan
maupun berbagai macam olahan lainnya. Bahkan mulai dari restoran china sampai
warung-warung rumahan pun tak urung menyediakan menu tumis kangkung. He he he
…. Ternyata hebat bener.
Tanaman kangkung ini (Ipomoea reptans), menurut
sejarahnya, ternyata berasal dari India, lalu entah siapa yang membawa (sory
lho, karena ketika membawa, mereka nggak ijin sih) tahu-tahu si kangkung
ini menyebar ke China Selatan, Afrika, Australia, Burma, Malaysia (kira-kira
nanti diklaim milik mereka nggak, ya?) dan Indonesia. Dan di Indonesia
sendiri, kangkung ini banyak ditanam di pulau Jawa, apalagi di Jawa Barat,
wuih… gudangnya. Tanaman kangkung ini kata literatur yang pernah kubaca,
termasuk dalam jenis (suku) convolvulaceae atau jenis
kangkung-kangkungan (sok te’u ya?). Tapi yang jelas, tanaman ini
pertumbuhannya sangat cepat, antara empat sampai enam minggu sejak dari benih
ternyata sudah panen … hebat nggak?
Jenis (varietas) dari si kangkung ini kayaknya ada
dua. Yaitu kangkung darat atau orang sering menyebut kangkung cina serta
kangkung air yang banyak sekali kita temui tumbuh disawah, rawa ataupun saluran
air disekitar kita (khususnya yang rumahnya ndeso, kaya aku ini).
Biasanya letak perbedaan keduanya terletak pada bunga, daun, batang maupun
bijinya (ooalaah… kalau gitu sih beda semua, dul he he he…). Kalau
dilihat dari bunganya, kangkung darat bunganya putih bersih sedangkan kangkung
air putih (agak) kemerah-merahan. Kalau daun serta batangnya, biasanya kangkung
darat memiliki kecenderungan lebih kecil daripada kangkung air. Warna
batangnyapun beda, kangkung darat batangnya berwarna putih (agak)
kehijau-hijauan, sedangkan kangkung air berwarna hijau. Lalu dari bijinya? Biasanya,
kalau kangkung darat bijinya lebih banyak daripada kangkung air, sehingga hal
ini berpengaruh juga pada budidayanya (kangkung darat biasanya diperbanyak
lewat biji, sedangkan kangkung air biasanya dengan sistim stek pada pucuknya).
Dari sisi pergizian, (ini hasil bowsing lho)
ternyata si kangkung ini memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Karena si dia
banyak mengandung vitamin A, B1, dan C. Juga ada
sitosterol, fosfor, karoten, besi,
kalsium dan protein. Disamping itu kangkung dilihat dari sisi ilmu
kesehatan (biar mantap keterangane) ternyata mampu beperan sebagai diuretik
(pelancar kencing, anti radang), hemostatik (menghentikan darah),
bahkan antitoksik (anti racun). Jadi prinsipnya karena sifat-sifat itu,
maka ada khasiat-khasiat lainnya dari kangkung ini, antara lain: mengatasi anyang-anyangan
(itu tuuh, kencing sedikit-sedikit yang rasanya nyeri), kencing darah, mengurangi
haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, wasir yang
berdarah, ketombe dan lain-lain.
Dengan demikian, maka sesungguhnya kita boleh
mengkonsumsi kangkung ini. Cuma jangan sampai dijadikan hoby ya? Karena
konsumsi harus dengan porsi yang wajar-wajar saja. Hal ini disebabkan karena
adanya sifat-sifat yang kami kemukakan diatas. Coba bayangkan, misalnya dengan
sifat deuretik (pelancar kencing)nya, lalu kita saking hobinya lalu kita
konsumsi berlebihan, apa nggak ngerepotin tuh?
Udah dulu ya? Kapan-kapan disambung lagi.