Kamis, 01 Mei 2014

Mengungkap Mitos Mesin Diesel



Fakta bahwa mesin diesel ba­nyak digunakan untuk kendaraan seperti truk dan bus membuat tidak sedikit konsumen yang ‘alergi’ terhadap mesin ini. Bahkan kesan kotor, murahan dan berisik kerap melekat.
Lantas masih ada beberapa mitos buruk lainnya yang mempersulit posisi diesel di pasar. Memang betul publik mulai menerimanya untuk beberapa jenis kendaraan seperti SUV atau MPV. Tapi untuk sedan atau kelas premium, masih sangat sulit membuat konsumen percaya.
Sehubungan dengan Diesel Mega Test Drive, kami pun mengupas kembali beberapa mitos yang kerap mengganggu pikiran tentang diesel. Beberapa memang betul, sedang beberapa lainnya salah.
Selalu berasap
Pada dasarnya rumor ini tidak salah. Mesin diesel memang mengeluarkan emisi dalam bentuk karbon yang mudah terlihat. Saat akselerasi penuh asap hitam memang akan keluar dari knalpot. Tapi kini, seiring dengan ketatnya aturan emisi di negara maju, mobil diesel telah dilengkapi dengan DPF (Diesel Particulate Filter) yang mampu menyaring hingga 95% partikel. Bila sudah menumpuk terlalu banyak, ada sistem otomatis yang membakar residu tersebut. Nah pada saat itu memang akan terlihat sedikit asap. Tapi bisa dibilang saat ini diesel modern bebas dari asap.
Harga Lebih mahal
Harus diakui memang benar. Mesin diesel dibuat dari material yang lebih kuat dibanding mesin bensin. Alhasil biaya produksi meningkat dan berakibat ke harga jual di pasar. Hal ini juga membuat pajak tahunannya sedikit lebih tinggi.
Bertenaga lebih kecil
Bila bicara tentang daya kuda, mesin diesel memang memiliki figur lebih kecil dari bensin. Tapi karena saat ini rata-rata diesel modern sudah dilengkapi turbocharger, angka daya kuda ini tak lagi kalah. Bila berbicara torsi mesin, diesel jauh lebih baik ketimbang bensin. Lantas, diesel memiliki putaran mesin lebih rendah. Artinya torsi puncaknya sudah bisa keluar di pemakaian sehari-hari. Itu sebabnya misal tenaga mesin diesel sama dengan bensin, diesel akan terasa memiliki performa lebih baik.
Perawatan jauh lebih mahal
Berdasarkan data yang kami dapat dari sejumlah APM, tidak benar kalau diesel memerlukan biaya perawatan jauh lebih mahal. Di bengkel resmi selisih biaya perawatannya sangat tipis dengan bensin.
Selalu berisik
Karena perbandingan kompresi yang sangat tinggi, mesin diesel memang memiliki kecenderungan bersuara lebih keras. Tapi diesel modern memiliki keheningan serupa mesin bensin saat berakselerasi. Sebetulnya yang mengganggu bukanlah berisiknya, melainkan warna suara mesin diesel yang memang tak semerdu mesin bensin.
Gas buang lebih kotor
Rumor ini tercetus karena melihat jelaga hitam dari diesel. Padahal sesungguhnya, zat beracun yang dibawa gas buang diesel jauh lebih kecil dibanding mesin bensin. Emisi CO dan karbon dioksidanya juga tak membahayakan kesehatan kita. Jadi kalau berbicara dari segi kimia, gas buang diesel justru jauh lebih ‘hijau’.
Harus menunggu sebelum mematikan mesin
Mitos ini hanya benar di masa lalu, ketika turbocharger masih memakai bearing yang memuai saat panas. Untuk itu harus didinginkan sejenak sebelum dimatikan untuk menghindari kerusakan. Tapi sekarang itu sudah tak diperlukan karena teknologi material saat ini sudah maju. Anda bisa berkendara bebas dalam jarak jauh sambil terus berakselerasi, kemudian berhenti dan langsung mematikan mesinnya.
Lemah di tanjakan
Justru sebaliknya, mesin diesel sangat perkasa di tanjakan. Dengan torsi besar terdapat di putaran mesin rendah, diesel lebih memudahkan diajak menanjak.
Getaran lebih besar
Secara umum kompresi tinggi di mesin diesel menghasilkan getaran lebih banyak. Namun dengan teknologi injeksi elektronik serta turbo, getaran mesin diesel saat ini sudah sangat halus. Apalagi ditambah peredaman maksimal dari dudukannya, nyaris tak ada perbedaan getaran di mesin bensin dan diesel mo­dern. (By : Fitra Eri/ autobild.co.id)

Selasa, 22 April 2014

Si Kangkung yang Baik Hati



Anda tahu tanaman kangkung? Kalau nggak kok kayaknya agak kebangeten, atau bahasa nggonku “Kemaki”. Tanaman yang satu ini memang termasuk jenis sayuran yang lezat serta bergizi tinggi. Namun kadang yang agak bikin kita yang sehat mau mengkonsumsinya adalah karena jika kita mengkonsumsi sayuran ini, malah bikin ngantuk. Hal ini ada benarnya, sebab memang sayuran ini mengandung zat sedatif (obat tidur). Namun jangan takut, karena zat ini tetep aman karena berbahan alami. Cocok deh buat kita-kita yang stress karena kebanyakan berfikir keras dan sulit tidur.
Disamping itu, sayuran jenis ini ternyata memiliki banyak sekali manfaat serta lezat, lho. Coba aja lihat di beberapa rumah makan atau restoran. Mereka seringkali menyediakan berbagai masakan berbahan dasar kangkung ini, mulai dari sekedar oseng-oseng kangkung, cah kangkung, lalapan maupun berbagai macam olahan lainnya. Bahkan mulai dari restoran china sampai warung-warung rumahan pun tak urung menyediakan menu tumis kangkung. He he he …. Ternyata hebat bener.
Tanaman kangkung ini (Ipomoea reptans), menurut sejarahnya, ternyata berasal dari India, lalu entah siapa yang membawa (sory lho, karena ketika membawa, mereka nggak ijin sih) tahu-tahu si kangkung ini menyebar ke China Selatan, Afrika, Australia, Burma, Malaysia (kira-kira nanti diklaim milik mereka nggak, ya?) dan Indonesia. Dan di Indonesia sendiri, kangkung ini banyak ditanam di pulau Jawa, apalagi di Jawa Barat, wuih… gudangnya. Tanaman kangkung ini kata literatur yang pernah kubaca, termasuk dalam jenis (suku) convolvulaceae atau jenis kangkung-kangkungan (sok te’u ya?). Tapi yang jelas, tanaman ini pertumbuhannya sangat cepat, antara empat sampai enam minggu sejak dari benih ternyata sudah panen … hebat nggak?
Jenis (varietas) dari si kangkung ini kayaknya ada dua. Yaitu kangkung darat atau orang sering menyebut kangkung cina serta kangkung air yang banyak sekali kita temui tumbuh disawah, rawa ataupun saluran air disekitar kita (khususnya yang rumahnya ndeso, kaya aku ini). Biasanya letak perbedaan keduanya terletak pada bunga, daun, batang maupun bijinya (ooalaah… kalau gitu sih beda semua, dul he he he…). Kalau dilihat dari bunganya, kangkung darat bunganya putih bersih sedangkan kangkung air putih (agak) kemerah-merahan. Kalau daun serta batangnya, biasanya kangkung darat memiliki kecenderungan lebih kecil daripada kangkung air. Warna batangnyapun beda, kangkung darat batangnya berwarna putih (agak) kehijau-hijauan, sedangkan kangkung air berwarna hijau. Lalu dari bijinya? Biasanya, kalau kangkung darat bijinya lebih banyak daripada kangkung air, sehingga hal ini berpengaruh juga pada budidayanya (kangkung darat biasanya diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air biasanya dengan sistim stek pada pucuknya).
Dari sisi pergizian, (ini hasil bowsing lho) ternyata si kangkung ini memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Karena si dia banyak mengandung vitamin A, B1, dan C. Juga ada sitosterol,  fosfor, karoten, besi, kalsium dan protein. Disamping itu kangkung dilihat dari sisi ilmu kesehatan (biar mantap keterangane) ternyata mampu beperan sebagai diuretik (pelancar kencing, anti radang), hemostatik (menghentikan darah), bahkan antitoksik (anti racun). Jadi prinsipnya karena sifat-sifat itu, maka ada khasiat-khasiat lainnya dari kangkung ini, antara lain: mengatasi anyang-anyangan (itu tuuh, kencing sedikit-sedikit yang rasanya nyeri), kencing darah, mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, wasir yang berdarah, ketombe dan lain-lain.
Dengan demikian, maka sesungguhnya kita boleh mengkonsumsi kangkung ini. Cuma jangan sampai dijadikan hoby ya? Karena konsumsi harus dengan porsi yang wajar-wajar saja. Hal ini disebabkan karena adanya sifat-sifat yang kami kemukakan diatas. Coba bayangkan, misalnya dengan sifat deuretik (pelancar kencing)nya, lalu kita saking hobinya lalu kita konsumsi berlebihan, apa nggak ngerepotin tuh?
Udah dulu ya? Kapan-kapan disambung lagi.